ORANG
dewasa berasal dari seorang anak. Semua orang dewasa mengalami masa
kanak-kanak. Terlahir, bayi mungil, anak-anak, remaja, dewasa, tua dan
meninggal dunia. Etape demi etape tak akan terlewati dengan selamat
tanpa sentuhan “tangan dingin” seorang ibu yang penuh kasih sayang. Ibu,
sosok di belakang layar yang berperan dalam perjalanan hidup seseorang.
Ia ada dibalik besarnya sebuah nama. Demikian pula sebaliknya.
Ibu akan merasa paling bersalah jika anaknya gagal dalam meraih prestasi dalam hidupnya, sekalipun itu karena kesalahan sang anak sendiri.
Ibu, dialah orang penting yang tahu hampir seluruh urusan keluarga. Semua masalah keluarga mampir di benaknya dari A sampai Z. Ibarat kamus atau ensiklopedia, ibu harus mampu menjalankan perannya.
Semisal: membantu si sulung yang sedang garuk-garuk kepala mengerjakan PR-nya (pekerjaaan rumah).
Ibu pula yang harus membujuk si bungsu untuk menghabiskan makanannya. Ibu muncul sebagai sosok yang siap siaga dan serba bisa. Kasih sayang, kelembutan, dan perhatiannya menempatkan ibu menjadi sosok yang dibutuhkan seluruh anggota keluarga. Standar yang berbeda ini menghasilkan anak dengan karakter yang berbeda.
Ia ada dibalik besarnya sebuah nama. Demikian pula sebaliknya.
Ibu akan merasa paling bersalah jika anaknya gagal dalam meraih prestasi dalam hidupnya, sekalipun itu karena kesalahan sang anak sendiri.
Ibu, dialah orang penting yang tahu hampir seluruh urusan keluarga. Semua masalah keluarga mampir di benaknya dari A sampai Z. Ibarat kamus atau ensiklopedia, ibu harus mampu menjalankan perannya.
Semisal: membantu si sulung yang sedang garuk-garuk kepala mengerjakan PR-nya (pekerjaaan rumah).
Ibu pula yang harus membujuk si bungsu untuk menghabiskan makanannya. Ibu muncul sebagai sosok yang siap siaga dan serba bisa. Kasih sayang, kelembutan, dan perhatiannya menempatkan ibu menjadi sosok yang dibutuhkan seluruh anggota keluarga. Standar yang berbeda ini menghasilkan anak dengan karakter yang berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar